Seringkali aku berkata,
Ketika semua orang memuji milikku
Bahwa sesungguhnya ini
hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya
Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya : mengapa Dia menitipkan padaku ???
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ???
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ???
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali
oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
Kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka
Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah
derita
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku
Aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas, dan
kutolak sakit, kutolak kemiskinan, seolah semua
"derita" adalah hukum bagiku
Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika :
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh
dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak keputusan-Nya yang tak
sesuai keinginanku
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah.
"Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"....."
Senin, 07 September 2009
Tulisan WS. Rendra
Diposting oleh dynkus di 19.40 0 komentar
Label: Kilas Balik
Bagaimana Memulai Bisnis
Banyak dari kita pasti akan berpikir untuk memulai usaha sebagai bekal di masa depan. Tapi sayang, banyak dari kita yang masih ragu untuk memulainya.
Sebagai pemula, tentu kita akan merasakan yang namanya takut tak punya modal. Merasa takut bila nanti usahanya tidak berhasil atau gagal di tengah jalan, hingga kendala banyaknya pesaing yang memiliki jenis usaha serupa dengan yang akan Anda bangun.
Sebaiknya, pikiran tersebut Anda buang jauh-jauh. Master Licensee dari ActionCoach Herman Susanto mengungkapkan bila hal-hal tersebut selalu terpatri dan menjadi kendala bagi Anda, maka dipastikan bisnis Anda tidak akan pernah terwujud hingga tua menjelang.
"Ada beberapa hal yang harus diingat, bagi mereka yang akan membuka usaha namun masih ragu," tukas Herman, saat membagi ilmunya kepada okezone, di Jakarta, belum lama ini.
Menurutnya, jangan pernah melakukan atau mem-propose sesuatu hal apabila Anda tidak yakin. Maka dari itu, kepercayaan diri itu sebenarnya adalah modal paling utama dalam memulai bisnis. Oleh karena itu, Herman membagi ilmunya bagaimana agar Anda bisa memulai bisnis tanpa harus merasa ragu:
1. Ada passion. Ini berarti Anda harus punya sesuatu hal yang sangat menarik perhatian Anda. Misalnya, Anda hobi makan, maka sebaiknya Anda membuka bisnis yang berhubungan dengan kuliner. Di sini, Anda akan lebih mengetahui apa sebenarnya yang Anda sukai, karena pundi-pundi uang Anda berasal dari hobi.
"Intinya, bila Anda tidak menyukai sesuatu terlebih dulu, mana mungkin Anda akan sukses dalam menjalankannya?" tegas Herman.
2. Jangan terlalu money oriented. Bisa dibayangkan kalau Anda hanya selalu memikirkan uang masuk ke dalam kantong Anda? Pastinya, Anda hanya akan fokus ke uang tersebut dan bukan bisnis yang sedang dijalankan. Walaupun memang uang adalah kebutuhan sehari-hari.
"Jangan terlalu mengejar uang dan don't be to money oriented. Carilah apa misi lain Anda selain uang, bila ingin bisnisnya berjalan dengan baik dan lancar," ungkapnya.
3. Jangan sekadar ikut tren. Zaman sekarang banyak orang yang latah ingin membuka usaha karena melihat orang lain sukses menjalankan bisnisnya. Namun, percaya atau tidak, olahan tangan satu orang berbeda dengan orang lain. Artinya, belum tentu Anda seberuntung orang yang sukses tersebut.
Maka dari itu, sebelum Anda memulai bisnis hanya sekadar ikut-ikutan teman, sebaiknya dipikirkan kembali apakah bisnis tersebut prospeknya berjangka panjang atau pendek.
"Apabila Anda ikut-ikutan bisnis atau sekadar tren, pikirkan lagi apakah itu jangka pendek atau jangka panjang," tegas Herman.
4. Tidak apa-apa bila itu sebuah momentum. Hal ini sangat disarankan. Menurut Herman, tidak apa-apa bila seseorang melakukan bisnis hanya untuk "quick money" atau ada sebuah momentum seperti membuat kolak di bulan Ramadan.
5. Tak punya modal, carilah partner. Anda tak harus mengumpulkan uang banyak dulu untuk membangun sebuah bisnis. Dengan keyakinan dan kepercayaan yang Anda punya, Anda bisa mencari partner dalam menjalankan bisnis yang diinginkan.
6. At last but not least, kepercayaan diri haruslah menjadi modal utama saat memulai sebuah bisnis. Tanpa ini, Anda akan selalu pesimistis dan tidak semangat dalam menjalankan bisnis Anda.
Ternyata, gampang kan bila ingin memulai bisnis untuk masa depan Anda kelak. Intinya, selama Anda meyakini dan meniati bahwa semua bisa dilakukan, maka semua yang Anda olah pasti akan sukses. Selamat mencoba! (ade) /Ade Hapsari Lestarini - Okezone
Diposting oleh dynkus di 19.37 0 komentar
Label: opini