Pertengahan bulan ini hasil UAN akan segera diumumkan, terlepas dari valid tidaknya hasil yang dicapai oleh siswa-siswi kita, maka sebagai pendidik saya berharap itulah hasil maksimal dari siswa-siswi kami yang bisa jadi bekal untuk masa depan mereka.
Mendengar fenomena UAN yang terjadi akhir-akhir ini, sebagai pendidik saya sangat prihatin, mengapa? Disaat kita butuh individu-individu yang kompeten dan berkualitas kita malah disuguhi maraknya kecurangan pelaksanaan UAN diberbagai tempat, dan konyolnya hal tersebut menimbulkan PRO dan KONTRA. Mengapa saya menyatakan konyol? Kekonyolan itu muncul saat kesalahan itu diberikan solusi UJIAN ULANG, dan yang menjadi pertanyaan “ Takutkah Lembaga Yang Mencetak Generasi-genarasi kita terhadap kegagalan? Bukankah sering didengungkan oleh para motivator bahwa kegagalan adalah awal kesuksesan? Lalu mengapa kegagalan itu harus ditutupi? Menurut saya apapun yang dilakukan siswa, sebagai unsur pendidkan kita harus mau dan bisa memberikan pertanggung jawaban berupa sanksi ketidak lulusan sebab tidak lulus saat ini bukan suatu titik akhir dalam mencapai kesuksesan mereka. Sebab keberhasilan kita bukan karena system yang memberi kemudahan tetapi bagimana kita bisa menyikapi system dalam suatu proses kehidupan kita.
Dari fenomena diatas maka suatu ketegasan memang diperlukan untuk suatu pecapaian yang medekati sempurna, sebab tanpa ketegasan yang bertanggung jawab bangsa ini akan dibawa ke suatu bangsa yang keropos baik mental maupun material. Dan kita sebagai warga rindu menjadikan bangsa kita besar dalam segala hal, dan itu bisa dicapai dengan pondasi yang utuh.
Pondasi bangsa terletak pada generasi-genaerasi muda yang diproses melalui wadah pendidikan, sekarang maukah kita sebagai unsur pendidikan menjadikan pendidikan yang jujur dan bertanggung jawab? SEKARANG WAKTUNYA!
Asosiasi Guru Ekonomi Indonesia
15 tahun yang lalu